Laman

Kamis, 10 Februari 2011

Sepatu lama vs Sepatu Baru

Saya tergelitik menuliskan inspirasi dari sepatu saya.
Saya terbiasa memakai sepatu karet yang tidak berbunyi dan empuk. Murah meriah lagi, walaupun kadang warna abu - abunya tidak selalu cocok dengan busana saya.
Saat ada acara kantor, saya sudah siapkan sepatu feminim dari kulit warna hitam metalik. Anggun, tampak lebih wanita,sesuai dengan profesi saya. Dan yang jelas warna hitamnya pasti matching dengan busana saya.

Tetapi mengapa saya sehari - hari memilih sepatu butut saya ?
Saya memperhatikan mengapa sepatu butut lebih nyaman dibandingkan sepatu kulit yang masih mengkilap.
Yang pertama, sepatu butut sudah menyesuaikan bentuknya dengan bentuk khas kaki saya. Jadi tidak lagi ada rasa nyeri di jari - jari yang terjepit ataupun lecet di tumit karena gesekan.
Yang kedua, sepatu ini meskipun sudah jelek warnanya, tetapi ada nilai sejarah saat memilihnya. Saya biasanya membeli sepatu kalau yang lama sudah harus pensiun. Tetapi saat beli sepatu butut saya, saya beli karena merasa senang.

Sedangkan sepatu baru, tidak nyaman dipakai karena lebih ulet, keras, kurang nyaman di kaki saya. Maklum, saya juga karena tidak nyaman, tidak pernah memakainya lebih dari 2 jam. Meskipun bentuk lebih bagus, saya memilih mengoleksinya saja di rak sepatu saya.

Kehidupan juga sama seperti pemilihan sepatu ini. Kita merasa senang dan aman dengan zona nyaman kita, sehingga enggan menghadapi perubahan baru. Daster berlobang lebih nyaman daripada piyama baru. Hal ini membuat kita tidak siap menghadapi perubahan yang tiba - tiba, ataupun yang direncanakan. Kadang kita harus dihancurkan dulu (seperti sepatu butut saya, kalau tidak sampai hancur ya masih dipakai) agar mau berubah memakai "sepatu baru" yang tentu kurang nyaman. Mungkin berupa lingkungan baru, pekerjaan baru, tugas - tugas baru, yang semuanya tentu menjadi "beban" karena menjepit hidup kita, bahkan sampai lecet - lecet.

Tetapi apakah hal baru akan selamanya tidak nyaman ? Itu tergantung kita menyikapinya. Bila kita menyadari bahwa hal baru diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita, kita tahu bahwa semuanya akan indah pada waktunya. Tetapi bila kita hidup dalam penolakan, maka hidup kita akan seperti di neraka karena melakukan sesuatu yang tidak bisa kita terima.

Sudahkah kita siap berganti sepatu baru ? Tentunya beli yang sesuai ukuran kita, sesuai karakter kita, dan nyaman untuk melangkah.
Tetap melangkah bersama Tuhan

- hamba Kristus -

Tidak ada komentar: