Comfort Zone atau zona nyaman, adalah suatu kondisi yang dengannya kita sudah merasa aman, tidak ada gangguan, tidak terusik, merasa terjamin, dan semua kondisi yang biasanya sudah teratur. Zona nyaman merupakan kondisi yang sebagian besar kita nikmati. Bagi mereka yang tidak menyukai petualangan, resiko dan pertaruhan (gambling), zona nyaman adalah dambaan.
Setelah menuliskan Big Dream or Big Goal, dan mendapatkan komentar dari beberapa teman via inbox di Facebook saya, saya jadi berpikir, apakah zona nyaman ini adalah zona aman ? Is the comfort zone the same with safety zone ?
Sebenarnya, kita baru bisa disebut aman, tenteram, sejahtera bila ada sesuatu yang menjamin hidup kita. Dan siapakah penjamin yang bisa kita andalkan ? Deposito di bank ? Investasi di saham atau reksadana ? Produk asuransi yang memberikan iming - iming investasi yang besar ? Rumah dan mobil ? Orang tua yang kaya ? Pekerjaan yang mapan ? Penghasilan yang melimpah ? Kesehatan yang prima ?
Tercatat banyak bank ternama gulung tikar dan bahkan tidak dapat mengembalikan dana masyarakat. Investasi yang lebih beresiko karena tiba - tiba kiblat dunia bisnis mengalami kegoncangan dan banyak perusahaan besar menyatakan pailit. Harta benda yang sirna akibat bencana alam. Tak kurang figur publik yang tampak segar sehat tiba - tiba menjadi almarhum. Pekerjaan yang tiba - tiba hilang atau tidak lagi stabil.
Tidak ada hal yang dapat menjamin zona nyaman akan tetap nyaman. Satu - satunya yang dapat menjadi penjamin atas hidup kita adalah Tuhan sendiri.
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama - Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu" (Yoh 16 : 24).
"Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu". (Mat 6 : 33).
Jadi ?
Mengikuti kehendak Tuhan bukanlah sesuatu yang pasti bagi mata kita, karena pengetahuan kita terbatas, sedangkan Tuhan adalah kekekalan. Kepastian satu - satunya adalah ketidakpastian. Mengikuti kehendak Tuhan adalah satu - satunya pilihan untuk berada di zona aman.
We can be in the SAFETY ZONE when we allow God to be God.
- merenung.com-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar