Kemarin di gereja, topik khotbahnya mengenai kebahagiaan. Dan pertanyaan pembuka yang dilempar adalah , " Siapa yang di antara saudara ada yang tidak bahagia ?"
Tentu saja tidak ada yang mengangkat tangan di gereja.
Saya tidak ingin membahas isi khotbahnya. Tetapi pertanyaan ini dan respon yang muncul, membuat saya mengamati dari sisi lain. Setiap orang memikul salibnya masing - masing dan saya percaya, sebagian besar dari kita mengeluhkan tentang beban berat yang berada di punggung kita ini. Baik itu masalah keuangan, masalah pekerjaan, perlakuan yang tidak menyenangkan, masalah nilai ujian, masalah ketidaklulusan, masalah tidak menyukai pekerjaan saat ini, masalah ketidakcocokan dengan pasangan hidup dan masih banyak lagi. Tidak cukup satu blog untuk memuat semua masalah manusia.
Tetapi mengapa tidak ada yang mengangkat tangannya ? Apakah hal ini berarti semua orang sudah cukup bahagia ? Termasuk saya di antaranya ? Atau setidaknya, apakah kita semua sudah berhasil mengatasi segala hal yang menghalangi kebahagiaan kita ?
Struggle, pergumulan, adalah salah satu jalan untuk mengalahkan masalah menuju kebahagiaan. Dan tentu saja proses ini tidak selalu menyenangkan, yang kita artikan "kurang bahagia". Sehari - hari kita mengenakan topeng senyuman untuk menutupi kondisi ini. Bahkan di tempat ibadah, menjadi ajang memasang topeng yang terbaik yang kita punya, karena kita tidak mau dicap sebagai orang yang tidak berbahagia.
Bahagia memiliki banyak definisi, menurut harapan setiap orang, tetapi hanya ada satu kunci, yaitu hidup dalam penyerahan diri kepada Tuhan. Kristus adalah bagianku, mestinya itu cukup sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar