Laman

Minggu, 29 April 2012

Forgive And Forget

Easy to say, but very hard to do. It is the simpliest way to say about forgiveness.


Saya mengalaminya belakangan ini. Dalam sebuah proyek besar di mana saya terlibat di dalamnya, bekerjasama dengan team dari berbagai kota, membuat saya harus ekstra membagi waktu antara keluarga, pekerjaan yang sudah ada dan proyek baru ini.


Tentu saja,  dalam team yang besar, dengan anggota team yang memiliki karakter berbeda - beda, pasti terjadi gesekan. Apalagi bila beberapa orang memiliki karakter yang sama keras, sehingga terjadi benturan - benturan yang menimbulkan percikan api. 


Saya sangat yakin, bila hal ini terjadi di tahun lalu, saya pasti masih memiliki semangat meledak - ledak. Benturan dan hambatan akan saya terjang meskipun itu akan menyakiti orang lain. Yang penting bagi saya, saya  berjalan di track yang benar. Bagi saya, pengorbanan itu hal yang wajar untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, menurut versi saya.


Dalam setahun belakangan ini, saya berhubungan dengan orang - orang yang bagi saya, tergolong orang sulit. Selalu ada masanya bertemu dengan orang sulit dengan karakter yang menurut saya, antik. Tetapi memang Tuhan begitu luar biasa, ujian yang diberikan memang sesuai dengan kemampuan dan materi yang diajarkan. Setelah beberapa kali terbentur, kali ini, saat proyek dikerjakan, saya mengalami kelelahan secara fisik dan emosi. Tentu saja kondisi lelah ini membuat emosi tidak stabil dan dengan mudah menyalahkan orang lain.


Tetapi saya perhatikan, kali ini saya tidak meledak seperti sumbu disulut api. Saya lebih banyak diam dan berusaha melihat dari sisi yang berbeda. Bahkan di saat saya ingin mengadukan rekan kerja kepada atasan saya, saya berusaha menata kalimat agar tidak menjerumuskannya. Saya berusaha melihat bahwa kami sama - sama bekerja keras, dengan versi dan kacamata masing - masing. Tentu saja saya sempat menumpahkan kekesalan saya kepada orang yang dapat saya percaya, ha..ha... woman can not keep pique heart alone....


Apa yang membuat saya bereaksi berbeda ? Saya percaya, proses yang sudah Tuhan percayakan untuk saya lalui, mendewasakan saya sedikit demi sedikit. Yang jelas, pagi hari ini, di hari Minggu yang cerah dan sendirian di kota lain, saya bergereja sendiri. Dan di sana, entah mengapa, air mata saya tidak dapat berhenti mengalir. Seakan roh saya sedang mencurahkan isi hati kepada Tuhanku. Ketika saya masih berat untuk mengampuni teman saya, saya tidak dapat berdoa dengan lega. Tetapi malam hari ini, saya dengan penuh syukur mengatakan, bahwa Tuhan yang memampukan saya mengampuninya. Apapun penilaian manusia pada kinerja saya dibandingkan rekan saya, saya tidak ambil pusing. Lebih penting bagi saya adalah penilaian hati saya oleh Tuhanku.


Terus belajar untuk pendewasaan karakter di dalam Tuhan.

Tidak ada komentar: