Saya berjalan kaki menuju gedung gereja yang tidak jauh dari tempat kerja saya di Kuta, Bali. Melewati aspal, trotoar, dan tanah yang becek karena habis disiram.
Tebak apa yang terjadi ?


Bagaimana dengan hidup dan penampilan saya di hadapan mezbah Tuhan secara pribadi ? Saya malu, sungguh malu karena sering kali tampil sembarangan di hadapan Tuhan. Bahkan menuntut Tuhan menerima saya apa adanya, dengan alasan saya adalah manusia yang tidak sempurna. Sungguh bukan alasan yang dapat diterima.
Saya berjuang melawan teguran ini dengan berbagai alasan saya pribadi. Bahwa saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, dengan anak saya, dengan berbagai kemelut yang ada, sehingga melalaikan Tuhan. Penampilan saya di hadapan Tuhan saat waktu teduh, cenderung wajah mengantuk yang tidak antusias dan sedang berharap bacaan hanya singkat saja. Atau buru - buru sehingga Firman - Nya hanya dilirik saja dan kemudian bergumam minta berkat dan penjagaan Tuhan.
Dan sungguh saya tidak habis berpikir, untuk orang seperti saya ini, Tuhan masih mempercayakan banyak hal. Saya malu.
*komitmen perbaikan diri yang terus berlangsung*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar