Laman

Minggu, 08 Mei 2011

Survival

Survival, bertahan hidup

Saat masih bekerja di RS, beberapa kali saya mendapatkan kasus pasien datang dalam kondisi sesak napas. Sesak napas bisa disebabkan karena apapun, tetapi terutama karena penyakit saluran napas yang menahun (PPOK), asma, ataupun penyebab karena jantung. Tubuh merespon kondisi kekurangan oksigen dengan mempercepat irama napas, tersengal - sengal karena mencari asupan oksigen bagi paru - paru. Mulai dari kondisi ringan sampai paling berat, dari usia bayi sampai usia dewasa.

Tubuh memiliki refleks untuk mempertahankan dirinya dari bahaya dari luar. Ini adalah bekal alami dari Sang Pencipta untuk melindungi kehidupan yang sungguh sangat berharga.

Bagaimana dengan refleks rohani ? Respon apa yang muncul saat kita menghadapi bahaya rohani ? Hubungan yang dingin dengan Sang Khalik karena kesibukan kita ? Suara nurani yang dibungkam supaya usaha lancar ? Kelaparan rohani kronis yang menuju pada gizi rohani yang buruk karena malas buka buku tebal tanpa gambar dengan tulisan kecil ? Sesak karena kurang oksigen rohani karena mata sulit terpejam serta lutut tak ingin bertelut?

Sering kali kita lupa, mengabaikan warning yang timbul karena penyakit rohani ini. akibatnya tiba - tiba saja kita mengalami gawat darurat rohani. Belum ada RS yang memiliki ruang gawat darurat rohani.

Melihat masyarakat yang semakin tinggi tingkat stress serta angka kejadian bunuh diri, hal ini patut kita perhatikan, at least untuk diri kita sendiri. Sudah siapkah saya dengan kondisi gawat rohani yang mungkin menimpa saya, bila saya tidak menjaganya sejak dini ?

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, mengobati sejak dini jauh lebih baik daripada mengobati setelah kronis, mengobati saat kronis lebih baik daripada mengobati gawat darurat. Never too late for healthy living, spiritually or physically.

Tidak ada komentar: