Laman

Kamis, 18 Agustus 2011

Renternir

Pria itu dibenci orang banyak. Dia menimbulkan kesulitan, tetapi tidak dapat ditangkap. Orang yang terlibat masalah dengannya bisa mengalami kebangkrutan sampai pada bunuh diri. Di sekelilingnya banyak tukang pukul yang menurut seperti anjing menurut pada tuannya. Tetapi sekaligus dicari orang saat kesulitan datang. Bantuan yang ditawarkannya sungguh seperti air hujan di tengah kemarau. Namanya Renternir.

Bermacam - macam alasan orang yang tetap datang minta tolong kepadanya. Keluarga yang sakit keras di RS, butuh biaya untuk operasi. Anak pintar tetapi terancam drop out karena tidak mampu bayar SPP. Yang paling parah, mereka yang tergantung pada drugs, pil koplo, dan judi. 

Hatinya sekeras batu, tidak ada rasa kasihan melihat orang yang mengemis padanya untuk memberi tenggat waktu membayar cicilan. Ketika ia berkata," Kasih pelajaran", seorang pria berbadan kekar dengan tubuh penuh tato segera maju. Tak lama kemudian terdengar suara bak buk dan jeritan kesakitan serta teriakan minta tolong. Tidak ada belas kasihan. 

Seperti itu halnya dosa mengikat kita. Tawaran menggiurkan, kesenangan sesaat dan kelepasan sesaat dari masalah. Tetapi masalah yang timbul di belakangnya sungguh panjang. Tidak dapat diputuskan bila tidak ada dermawan penolong yang menyelesaikan semua hutang piutang itu.

Saya tuliskan ini karena melihat seorang kawan, yang hidupnya gali lubang tutup lubang. Tidak habis pikir saya, mengapa dia bisa dengan entengnya mengajukan permohonan hutang pada kantor, untuk biaya persalinan istrinya. Nominal yang diajukan begitu besar, tidak masuk akal ada persalinan dengan biaya sebesar itu di kota saya. Selidik punya selidik, ternyata si kawan mau berbelanja kebutuhan bayi, mintanya baru semua dan upacara syukuran yang tidak sederhana. Astaga naga, padahal penghasilannya pas - pasan. 
Ketika tidak dikabulkan jumlah yang diminta, ternyata dia sudah punya back up yang saya kenal bernama Renternir. 

Bersyukur dan mencukupkan diri dengan apa yang telah dikaruniakan Tuhan, mengusahakan talenta yang sudah dipercayakan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Tidak ada komentar: