Laman

Selasa, 06 September 2011

The Power of Kepepet

Kepepet adalah bahasa Jawa yang saya tidak tahu bagaimana menerjemahkannya dengan tepat. Terdesak, mungkin ? A situation that make us in danger state, kayaknya cukup mewakili yah.

Tuhan sudah menciptakan kita dengan insting dan kemampuan untuk bertahan hidup. Sehingga di saat kita merasa ada bahaya mengancam, baik jiwa, posisi, harta milik kita, kita pun memiliki refleks untuk mempertahankan diri. Bila tangan kita menyentuh sesuatu yang panas, refleks kita adalh menarik tangan kita dari sumber panas tersebut.

Saat ini saya juga tengah memakai the power of kepepet (begitu kata dosen saya di jejaring sosial yang saya ikuti). Pagi - pagi sudah melakukan pekerjaan rumah yang tadinya dikerjakan asisten saya ( untuk urusan rumah tangga saja loh....). Dari yang bisanya masak mie instant mesti menyiapkan masakan untuk anak saya yang masih 2 tahun. Malam hari sepulang kerja, biasanya bisa santai sejenak sebelum tertidur pulas, sekarang mesti menahan kantuk menunaikan tugas rumah tangga yang memang tiada habisnya.

Tokh semuanya juga bisa selesai.

That is the power of kepepet.

Tuhan itu begitu hebatnya menciptakan manusia, sehingga tidak perlu hang bila menemui situasi sulit. Yang sering bikin manusia nge hang adalah kecenderungan manusia untuk memberontak dari kodratnya.

Meskipun demikian curhat si Upik Abu tetap ditutup dengan doa agar segera mendapatkan asisten yang baik.

Tidak ada komentar: