Beberapa hari ini berita seputar selebritis menyiarkan kedatangan bintang sepak bola dunia ke Jakarta. Tak kalah menariknya, berita di situs penjelajah mengupas seputar kedatangan David Beckham ini. Saya tertarik dengan salah satu artikel di situs penjelajah yang biasa saya gunakan, mengenai dandanan artis Indonesia yang didaulat menyambut kedatangan David Beckham ini.
Si artis disebutkan berdandan ala "jambul khatulistiwa" dan "bulumata anti badai". Plus segala tindak tanduknya yang mengundang kicauan di twitter yang pro dan kontra. Saya memilih no comment tentang moralitas artis yang dimaksud.
Jambul Khatulistiwa, saya anggap sebagai plesetan dari predikat Indonesia di mata dunia, sebagai paru - paru dunia, jamrud khatulistiwa. Sayang sekali, limpah ruah berkat Tuhan bagi negeri ini tidak diimbangi dengan kebijaksanaan dan kepandaian untuk mengolah dan memeliharanya.
Sebut saja masalah kecil, masalah membuang sampah sembarangan. Saya dijuluki suami sebagai kepala pasukan kuning lantaran kalau melihat orang buang sampah sembarangan saya pasti mengomel habis - habisan. Juga masalah yang di kalangan dokter sendiri menjadi perdebatan, yaitu merokok. Menurut saya pribadi (mohon maaf bila ada yang tidak berkenan), para perokok adalah orang paling egois sedunia lantaran merekan tidak ingin mati sendirian. Kawasan bebas rokok tetap diwarnai aroma perokok dan asap perokok yang menyebabkan banyak orang menjadi perokok pasif. Belum lagi segudang masalah air bersih, higiene sanitasi, dan tingkat pendidikan masyarakat.Banyak hal penting menjadi tidak penting, sebaliknya juga hal tidak penting dipaksakan jadi penting.
Plesetan jamrud khatulistiwa ini tidaklah bermakna penting selain sebagai sensasi (maaf ya, sekali lagi ini pendapat pribadi saya).
Efisiensikan kehidupan, masukkan hanya hal - hal yang penting supaya irit memori dan tidak perlu sering di instal ulang.
ocehan orang yang sedang error.
link : http://id.omg.yahoo.com/news/duh-syahrini-nempel-ke-dada-beckham-154930422.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar