Hero diterjemahkan sebagai pahlawan. Seseorang yang berjasa bagi masyarakat luas. Atau paling tidak, bagi sekelompok masyarakat.
Suatu hari saya menonton film yang mengisahkan tentang seorang anak yang mengalami trauma berat karena menjadi saksi sebuah tindakan criminal. Diburu oleh penjahat, hidup berpindah – pindah dalam perlindungan seorang detektif, menjadi umpan untuk menangkap kepala penjahat yang tidak lain adalah salah satu tokoh masyarakat. Yang menarik perhatian saya, bahwa di dalam film ini, si anak harus masuk ke pusat rehabilitasi karena dia tetap tidak mau berkomunikasi dengan dunia luar dan hidup seperti anak autis.
Meskipun itu hanya sebuah cerita, tetapi sangat menyentuh hati saya. Dunia saat ini dipenuhi anak – anak yang mengalami trauma, baik trauma secara fisik maupun psikologis. Seandainya saya bisa, tentu saja saya ingin menjadi superhero yang dapat mengatasi semua masalah tersebut.
Di hari – hari menjelang perayaan kelahiran Tuhan Yesus, saya berpikir akan seorang bayi yang akan menjadi pahlawan bagi umat manusia. Secara manusiawi, yang diharapkan adalah pembebasan dari berbagai kepedihan dan kesakitan secara instan. Tentu saja yang ada di otak manusia saya yang terbatas ini, tidak dapat memahami rahasia Ilahi yang luas.
Kristus datang ke dunia untuk menjadi manusia, mengabarkan kabar sukacita, memuridkan orang – orang yang bersedia dibentuk-Nya, menanggung dosa kita di kayu salib dan menyatakan kemuliaan Tuhan. Bukan dengan cara kita, tetapi dengan cara Allah.
Tanpa adanya kesulitan, anak – anak Tuhan tidak memiliki kesempatan saling membantu dan bersosialisasi. Tanpa ada kesakitan, anak – anak Tuhan tidak berkesempatan untuk menjadi penyembuh dan bersyukur akan kesehatan. Tanpa ada sakit hati, anak – anak Tuhan tidak memiliki kesempatan untuk belajar mengatasi emosi labil. Tanpa ada penderitaan, anak – anak Tuhan tidak tahu artinya bersyukur untuk kecukupan.
Kita tidak perlu menyalahkan segala kesulitan dan penderitaan yang ada di sekitar kita. Semuanya itu di luar kemampuan kita untuk memahami dan menganalisanya. Yang terpenting bagi kita saat ini adalah melakukan bagian kita untuk memerangi kesakitan, kepedihan hati dan penderitaan di sekeliling kita.
Just take an action to heal the world.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar