Laman

Rabu, 14 Maret 2012

Suatu Malam Di Bus Kota

Suatu malam saya dalam perjalanan dari Surabaya menuju ke Kediri. Bersama suami, saya naik bis antar kota. AC Tarif Biasa. Karena sudah larut, bis patas sudah tidak ada.


Pukul 21.30. Bis yang sudah penuh terus memasukkan penumpang. Sampai tidak ada tempat dudukpun, dibilang masih penuh. Dan mungkin karena sudah larut, penumpang terus saja naik ke dalam bus hingga berjejal - jejal.


Saya duduk di dekat jendela. Suami saya di sebelah saya, dan di sebelahnya lagi duduk seorang gadis muda. Rupanya ia bersama teman, atau kakaknya yang juga wanita. Mereka akan turun di Jombang. 


Saya bertanya - tanya, apa yang dilakukan gadis muda ini hingga larut malam baru pulang ke desanya ? Bukan sedang berpikir negatif, tetapi saya berpikir, kok ya tidak takut, mengingat angka kriminalitas di angkutan umum cukup tinggi. Apalagi saya mendengar dari percakapannya dengan suami, bahwa ia masih oper angkutan umum atau ojek lagi menuju desanya.


Saya saja, tidak berani naik bus ini kalau tidak dengan suami. Hasrat kami untuk bertemu anak kami begitu kuat. 


Kasus pelecehan seksual yang terjadi pada wanita di angkutan umum begitu marak, terutama di ibukota. Hal ini semestinya diteliti oleh para sosiolog, para wakil rakyat, dan dipecahkan masalahnya, bukan hanya ucapan mengutuk ataupun prihatin.


Selain itu fasilitas angkutan umum yang memiliki image kurang aman, juga harus diperbaiki. Bandingkan dengan Singapura, negeri tetangga yang begitu teratur. Meskipun pulang tengah malampun, tidak perlu kuatir berlebihan. Angkutan umum begitu rapi, tertata dan aman. 


I have a dream, someday my lovely country will be a safe place to go, nice home to stay, and peace place to live.


mimpi di tengah jam kuliah.

Tidak ada komentar: