Laman

Senin, 04 Desember 2017

Menunggangi Ombak





Di sebuah kesempatan saya mengamati para surfer. Mereka menunggu ombak tinggi datang, bersiap, dan ketika ombak itu datang, mereka segera menaiki papan selancarnya dan menikmati berlenggak lenggok di atas ombak, sampai ombak mencapai bibir pantai dan mereka turun dari papannya. Kemudian, mereka kembali berenang menuju titik awal mereka menunggu.

Saya membayangkan apa yang mereka rasakan saat mereka “menunggangi” ombak. Adrenalin terpacu, rasa excited, sembari menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terjatuh. Sinar matahari yang membakar kulit tak terasa lagi karena seluruh energi dicurahkan untuk kegiatan yang menyenangkan.

Saya menganalogikannya dengan kehidupan. Ketika kita bersiap untuk “menunggangi” kehidupan, mengambil kesempatan yang terlihat, untuk mencapai tujuan tertentu.

Pertama, tahukah kemana tujuan kita ? Tidak semua orang tahu, atau tahu tetapi tak yakin, atau bahkan meyakini ketidaktahuan.

Kedua, saat kita merasa excited berliuk diatas ombak kehidupan, apakah kita takut? Ataukah terpacu semangat kita? Atau ragu, benarkah ini ombak yang tepat yang membawa kita ke tujuan kita? Atau pasrah pada si ombak, kemanapun ia membawa kita?

Ketiga, saat kita menghadapi ombak, yang tersisa hanyalah papan luncur yang melekat di kaki kita, yang begitu kita percayai sebagai penyambung kaki kita bermain di atas ombak. Apakah kita merawat papan luncur kita dengan baik ?

Keempat, saat kita terjatuh dalam ombak kehidupan, apakah akan selalu ada kesempatan untuk kembali?

Seluruh perenungan saya akan memberi jawaban berbeda bagi tiap orang.

“Karena TUHAN lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.”
‭‭Amsal‬ ‭2:6‬ ‭TB‬‬
http://bible.com/306/pro.2.6.tb





Tidak ada komentar: