Jatuh cinta, berjuta rasanya. Ungkapan indah saat seorang remaja wanita menemukan "chemistry" berjumpa dengan seorang remaja pria. Saya dulu - seperti Betty La Fea - (kalau ada yang pernah nonton telenovela yang lucu, seorang wanita jelek berkacamata dan pakai kawat gigi, jatuh cinta pada seorang pria tampan) - berkacamata tebal dan menurut saya, jelek banget....He..he..syndroma tidak pede saat masih remaja.
Perasaan itu, jatuh cinta tapi merasa tidak mungkin mendapatkan orang yang dicintai, sungguh sangat menyiksa. Si kuper ini jadi semakin menarik diri dan tidak berani berdekatan dengan si Populer. Malu dan salah tingkah, padahal orang yang dituju tidak tahu apa - apa. Ah, konyol juga kalau mengingat masa itu.
Saat itu saya berdoa, "Tuhan, saya tidak mau terluka, angkat saja perasaan ini dari saya. Tidak perlu mencintai seseorang pria, karena itu sangat menyakiti hati saya dan membuat saya menjadi pribadi yang tidak saya kenali lagi. "
Sampai menangis - nangis serasa patah hati (padahal orangnya ga tau !!!), Tuhan tidak menjawab doa saya.
Sampai berganti cowok yang ditaksir, dengan doa yang sama, Tuhan tetap tidak mengabulkan doa saya, buktinya bisa jatuh cinta lagi.
Sampai akhirnya saya menyadari, bahwa cinta itu universal. Tidak semata cinta antara pria dan wanita. Dan bila Tuhan mengangkat perasaan itu, saya akan jadi mayat hidup. Tidak bisa merasa tersentuh dengan penderitaan pasien saya. Tidak bisa mengasihi orang tua saya. Tidak bisa mengasihi orang yang terhilang hidupnya, yang memerlukan tuntunan untuk kembali ke jalan yang benar. Tidak bisa mengasihi suami saya saat ini. Wow....ngeri juga kalau sampai hidup di " the world without love ".
Bersyukur saya percaya pada Tuhan yang Maha Tahu, tahu apa kebutuhan dunia ini. Bumi yang makin tua ini butuh lebih banyak cinta. Cinta pada sesama, cinta pada lingkungan, dan terutama, cinta kepada Tuhan.
So, love until you can not stop loving.....
- renungan di hari valentine -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar