Laman

Jumat, 21 Oktober 2011

Sounds of The Rain

Pagi hari saya terjaga. Betapa nyenyak tidur saya semalam, sehingga pagi hari ini serasa segar dengan suasana mendung. Dari jendela kamar kost tampak semburat langit warna kelabu tertutup awan.

Di kala mata masih membiasakan diri untuk terbuka lebar, terdengar gemericik hujan, yang makin lama makin deras. Teman saya yang masih tertidur segera terjaga. Suara air yang terdengar segar menimbulkan sensasi sejuk, menyejukkan hati yang segera sibuk memikirkan rencana hari ini yang mesti terhambat karena hujan.

Mengapa air identik dengan kesejukan ? Apakah karena sekian lama musim panas kering berdebu melanda tanah air tercinta ? Sekering hati orang - orang yang mulai apatis terhadap lingkungan ? Atau sepanas hati orang - orang yang geram dengan berita - berita yang menunjukkan "barbarisme" intelek ?

Teringat akan anekdot besi dengan air yang bertaruh siapa lebih kuat. Besi tampak perkasa karena ia begitu keras. Dapat memecahkan batu, meskipun ia sendiri terluka. Dapat melalui panas, tetapi tidak memadamkan api. Tidak dapat melalui tempat sempit karena ia membutuhkan ruangan yang cukup untuk masuk, sehingga tubuhnya lecet karena berusaha menyesakkan diri. Berbeda dengan air yang tenang, ia dapat memecahkan batu tanpa disadari oleh si batu itu, dengan tetesan yang lembut setiap harinya. Api yang menyala juga dipadamkan oleh guyuran air yang segar. Dan terlebih lagi, dengan luwes si air dapat melalui lubang terkecil karena ia dapat mengikuti bentuk liang tersebut.

Hati setenang air akan membawa kesegaran bagi sekitar kita.

Tidak ada komentar: