Serba salah juga jadi seorang dokter. Kalau sakit dan tidak sembuh - sembuh, dipikir pasien dokternya kok kurang canggih. Tapi kalau terlalu cepat sembuh, katanya suka main antibiotik...he..he...
Saya flu sudah memasuki hari ke empat. Pilek berat sampai tidak bisa bernapas normal melalui dua gua kecil di atas bibir. Obat ? Memang dokter itu lebih bandel, jadi minum obat tidak teratur. Hanya minum obat simptomatik malam hari karena tidak mau mengantuk saat bekerja.
Flu atau influenza ini disebabkan oleh RNA virus yang bersifat infeksius alias menular. Ciri khasnya tentu saja pilek, batuk, badan lemas, kadang suhu tubuh sedikit meningkat, kepala pusing, rasa ingin tidur, pokoknya tubuh terasa sangat tidak nyaman. Di tingkat seluler, ternyata sedang terjadi peperangan antara virus dengan sistem kekebalan tubuh kita.
Karena penyebabnya adalah virus, maka sebetulnya tidak diperlukan antibiotik, kecuali ada infeksi tumpangan. Cukup dengan istirahat, makan makanan yang bergizi, bila perlu minum vitamin atau suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Obat secukupnya sesuai gejala, kalau pusing ya diberi anti pusing (saya tidak menyebut obat yah...), kalau pilek diberi obat pilek, he..he...
Yang tidak dapat saya lakukan adalah terapi utama tadi, istirahat. Oleh karena sesuatu hal, saya harus tetap beraktivitas seolah - olah saya tidak sedang butuh istirahat.
Saya jadi berpikir, saya mengetahui apa yang seharusnya saya perbuat, tetapi tidak melakukannya. Ini baru tentang proses yang terjadi dalam tubuh saya. Bagaimana dengan hal - hal di sekitar saya ? Bagaimana bila saya tahu yang benar, tetapi saya membiarkan saja kondisi salah tersebut tetap terjadi ?
Jadi, jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
(Yak 4 : 17).
Tuhan, ampuni hamba-Mu yang sering mengabaikan sinyal - sinyal untuk berbuat baik....
omongkosong seorang yang sedang flu berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar