Laman

Minggu, 24 Juni 2012

A Dirt In The Church

Hari minggu ini saya kembali beribadah di gereja yang megah di daerah Kuta, Bali. Gereja yang sudah dibersihkan, bangku - bangku tertata rapi, dan siap menyambut kedatangan jemaat. 
Saya berjalan kaki menuju gedung gereja yang tidak jauh dari tempat kerja saya di Kuta, Bali. Melewati aspal, trotoar, dan tanah yang becek karena habis disiram.


Tebak apa yang terjadi ? 
Saya mengotori lantai gedung gereja. Saya kaget sekali karena ternyata kaki saya membawa banyak sekali kotoran. Pasir - pasir yang lengket di sepatu saya menodai kebersihan gedung gereja. Malu, merasa bersalah karena telah membuat susah payah kapster menjadi sia - sia, saya berusaha mengumpulkan kotoran tersebut di satu tempat. Tetapi tetap saja tidak bisa. A dirt is a dirt. 
Saya ditegur oleh Tuhan secara khusus. Untuk ukuran gedung gereja, saya mengusahakan penampilan yang rapi, bersih, dan tidak meninggalkan noda. 
Bagaimana dengan hidup dan penampilan saya di hadapan mezbah Tuhan  secara pribadi ? Saya malu, sungguh malu karena sering kali tampil sembarangan di hadapan Tuhan. Bahkan menuntut Tuhan menerima saya apa adanya, dengan alasan saya adalah manusia yang tidak sempurna. Sungguh bukan alasan yang dapat diterima. 

Saya berjuang melawan teguran ini dengan berbagai alasan saya pribadi. Bahwa saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, dengan anak saya, dengan berbagai kemelut yang ada, sehingga melalaikan Tuhan. Penampilan saya di hadapan Tuhan saat waktu teduh, cenderung wajah mengantuk yang tidak antusias dan sedang berharap bacaan hanya singkat saja. Atau buru - buru sehingga Firman - Nya hanya dilirik saja dan kemudian bergumam minta berkat dan penjagaan Tuhan. 

Dan sungguh saya tidak habis berpikir, untuk orang seperti saya ini, Tuhan masih mempercayakan banyak hal. Saya malu. 

*komitmen perbaikan diri yang terus berlangsung*

Tidak ada komentar: