Epilog : Mulai Pagi Ini
 Seperti biasa aku bangun tergesa-gesa, langsung  mengurus ini dan itu,
 terburu-buru makan, tergopoh-gopoh ke tempat  kerja.
 Aku tidak mempunyai cukup waktu.
 Aku orang sibuk, banyak tugas, banyak acara,  
 karena itu aku tak sempat berdoa.
 Hari itu segala yang kulakukan menubruk kesana-kesini.
             persoalan datang bertubi-tubi.
              "Mengapa Tuhan tidak menolong ?" aku bertanya
              Tuhan menjawab, "Tetapi kamu tidak meminta."
 Aku ingin hari itu bertabur bunga-bunga keberhasilan,
namun yang kuhadapi adalah belukar  berduri.
 Aku heran mengapa Tuhan tak menunjukan  jalan.
 Tuhan pun balas bertanya,"Mengapa kamu tidak  mencari ?"
 Persoalan demi persoalan membuat aku terjerembab,
            aku  putar otak dan berupaya, namun sia-sia
              Dalam hati aku menggugat mengapa Tuhan tidak memberi  jawab.
              Tuhan berkata, "Tapi kamu tidak bertanya."
 Jalan macet menghadang, jalan buntu menunggu,
beban masalah menekan aku merunduk.
 Pelbagi kunci ku coba untuk membuka  pintu.
 Tersenyum Tuhan berucap,"Mengapa kamu tidak  mengetuk ?"
 Kepala ku oleng bak kapal sandar tanpa sauh,
             hati ku gelisah meronta seperti ikan dalam  pukat.
              Aku merintih,"Tuhan, mengapa Engkau begitu jauh  ?"
              Tuhan menjawab,"Tapi kamu tidak mendekat."
 Lalu mulai pagi ini,
aku terlebih dulu menenangkan diri,
 berkonsolidasi, mencari visi,  bermeditasi.
 Begitu banyak yang hari ini perlu ku  kerjakan.
 Tapi justru sebab itu aku membuka hubungan  :
 "Selamat pagi, Tuhan........."
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar