Laman

Jumat, 25 Februari 2011

Heal the World

Saya membaca artikel tentang gempa di Christchurch, 22 Februari 2011. Gempa berkekuatan 6.3 skala Richter yang meluluhlantakkan gedung bertingkat yang dibangun tentunya bukan dalam waktu semalam seperti kisah Roro Jonggrang.

Gedung yang dibangun dengan pondasi kuat dapat dihancurkan dalam sekejap. Kuasa alam (lebih tepatnya kuasa Sang Pencipta) jauh lebih besar dari kekuatan manusia. Teringat pula tsunami di Aceh, gempa di Jogjakarta, letusan gunung Merapi, semuanya menunjukkan siapakah manusia yang dengan sombongnya menyatakan dirinya pandai dan berkuasa.

Saya jadi berpikir, demikian pula  bencana hidup dapat meruntuhkan bangunan jiwa dan raga saya. Hempasan tsunami kegagalan, banjir air mata ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, letusan kemarahan dan kepahitan hati, gempa yang menggoncang kestabilan karir, longsoran depresi yang mencelakakan hidup, dapat membuat manusia yang "kuat" akhirnya tumbang.

Pondasi apa yang dapat menahan saya dari kegoncangan tadi ? Seperti pohon yang berakar tunggang, ada 1 akar kuat yang menancap di tanah untuk mempertahankan posisi batang pohon, demikian hidup saya, seandainya seluruh akar tercabut, tinggal 1 akar untuk bertahan, yaitu iman kepada Tuhan, Sang Pemilik Hidup.

Tuhanku, biarkan hamba - Mu ini tetap bergantung pada kuasa -Mu, apapun yang melanda sehingga hamba - Mu ini tidak hanyut dan terhilang.

- hamba Kristus -

1 komentar:

Lily Kasim mengatakan...

wahh mbak...aku jadi agak teduh nih baca ini..bener juga ya? setiap orang pasti punya bencana masing-masing..semuanya agar bisa kuat sampai di akhir hayat kita dengan tetap menjaga amanahNya...