Laman

Rabu, 14 September 2011

God Knows

Ada hal menarik yang saya perhatikan dari anak saya (ini lagi topiknya anak nih...). Anak saya tipikal anak ceria yang easy going. Mudah bergaul. Mandiri. Kalau bisa kulkas mau diangkat sendiri ataupun kalau bisa dia mau masuk kotak choco crunch.  Tetapi setelah ditinggal pengasuhnya yang menemaninya mulai dari bayi, sepertinya dia agak pendiam, sedikit murung dan gampang uring - uringan (apa yah bahasa Indonesianya ?). Kayaknya bete  moodnya. 

Anak saya masih 2 tahun 2 bulan. Saya tidak memahami psikologi, tetapi saya merasakan sebagai mamanya, sepertinya anak saya mengalami rasa kehilangan, meskipun tidak tampak. Ada rasa kangen, tapi tidak terucapkan. Anak saya sudah bisa bilang, "Mama, ayo doa biar Gaby dapat mbak yang mau jagain Gaby, mau main sama Gaby.

Speechless.

Serasa ingin berhenti bekerja dan mengasuh anak saya. Mana empat hari lagi saya harus pergi ke kota lain untuk sekolah. Rasa hati ingin mengajak anak saya, tetapi tidak tega bila di sana juga mesti masuk tempat penitipan anak (saya masih cari info tentang tempat penitipan anak di kota tersebut).

Saya merenungkan, kalau saya saja sebagai manusia, bisa merasakan sedihnya anak saya, mungkin seperti patah hati rasanya, apalagi Tuhan.  Kepedihan hati saya, kemarahan saya, kegalauan hati saya, ketakutan saya, kegembiraan saya, Tuhan pasti tahu rasanya. Dan saya percaya, Tuhan mendampingi saya di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup saya. Padahal saya sebagai seorang mama belum tentu bisa mendampingi saat anak saya jatuh, tidak mau makan, menangis kecewa ataupun marah.

That is life. People come and go, but God still be with me.

Suatu hari nanti anak saya akan belajar hal yang sama dari peristiwa dalam kehidupannya. Bahwa hidup tidak selalu indah. Bahwa ada tantangan dan kesedihan yang harus dihadapi untuk menjadi lebih kuat. Someday.
  

Tidak ada komentar: