Laman

Rabu, 07 November 2012

Downgrade

Downgrade atau turun tingkat.

Selama ini dalam dunia pendidikan, tidak pernah terjadi seorang murid diturunkan kelasnya bila tidak memenuhi standar. Yang terjadi adalah tinggal kelas. Ada beberapa hal yang menyebabkannya tinggal kelas. Pertama, mungkin ia tidak mampu mengikuti standar pendidikan di sekolah tersebut, sehingga meskipun ia bukanlah bodoh, tetapi masih di bawah standar. Kedua, mungkin memang dia tidak mampu. Biasanya orang tua akan memindahkannya ke sekolah lain yang gradingnya di bawah sekolah sekarang.

Dalam dunia kerja, istilah downgrade terjadi ketika sebuah standar tidak terpenuhi di level market tertentu, sehingga terpaksa menurunkan branding dan kelas pasar yang dituju. Peribahasa lain, maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Jadi tak ada kayu, rotan pun jadi.

Dalam standar pribadi, bagi saya pribadi juga, istilah downgrade berkaitan dengan idealisme yang seharusnya saya bangun. Seperti contohnya perfectionist, yang ingin segalanya baik dan sempurna sebisanya tanpa cacat. Tetapi karena situasi yang tidak memungkinkan, segala idealisme harus diturunkan standarnya. Dan ini biasanya bertahap. Kalau di satu tahap di bawah masih belum bisa dipenuhi, maka standar ini mesti turun lagi sampai sesuai dengan lingkungan. Downgrading idealisme mesti dilakukan untuk mengatasi stress yang timbul. Bahasa Jawanya, nrimo

Apa yang terjadi ketika kondisi ini diteruskan ? Pertama, berontak. Karena tidak sesuai nurani. Dan hal ini menimbulkan banyak stress dan gesekan dengan lingkungan karena memang tidak sesuai. Kedua, dengan konsep nrimo, akhirnya idealisme asal berubah mengikuti keadaan.

Ada batas dimana downgrading  idealisme ini tidak dapat dilakukan karena memang berkaitan dengan prinsip hidup. Saya termasuk kelompok yang berontak dan pilih pergi bila kondisi memungkinkan untuk pergi dari lingkungan yang membuat saya downgrade. Karena bagi saya, prinsip idealisme, ada batasnya untuk diturunkan nilai - nilainya. Hanya saja pilihan untuk berontak mesti disesuaikan agar tidak jadi mati konyol. 

Beberapa hal dalam lingkungan yang membuat kita mesti melakukan downgrading idealisme. Pertama yang paling sering adalah, lingkungan pekerjaan. Sebuah perusahaan dengan segala kebijakannya, bisa jadi memiliki idealisme berbeda dengan kita. Kedua, lingkungan keluarga. Pasangan hidup kita mungkin memiliki idealisme serupa, tetapi belum tentu dengan keluarga besarnya. Ketiga, lingkungan sosial, yang dapat merubah idealisme, tergantung dari lingkungan sosial yang kita pilih.

Saat ini saya belum bisa menentukan sikap tegas untuk hal ini. Barangkali dari pembaca tulisan ini dapat memberikan masukan, heehehhe......

Tidak ada komentar: