Laman

Jumat, 18 Maret 2011

Apa Yang Terjadi di Dalam Tubuh Saat Marah

Pernahkah kita mengalami saat - saat emosi, marah sampai ke puncak ubun - ubun? Rasanya wajah memerah, napas memburu, intonasi suara meninggi, bicara makin cepat, bahkan pada orang - orang yang temperamental, emosi ini akan menggerakkan anggota tubuh yang lain untuk memukul, menendang, membenturkan kepala, dan sebagainya. Pada orang yang lain, air mata mungkin keluar saking marahnya.

Sebenarnya saat kita marah, amygdala (pusat emosi di otak) akan mengeluarkan berbagai neurotransmitter dan hormon - hormon stress yang dengan segera membanjiri seluruh tubuh dan otak. Hal ini akan memicu tubuh melepaskan energi sehingga kita mengalami denyut nadi lebih cepat, respiration rate meningkat, dan sebagainya seperti tersebut di atas. Secara alami, tubuh menjadi lebih siaga dan siap untuk bertarung.

Sayangnya, amygdala ini kadang bereaksi lebih cepat daripada pusat kesadaran kita, sehingga otak belum sempat mencerna informasi yang menyebabkan kita marah dan bagaimana menghadapinya. Tetapi tubuh sudah sangat siap melancarkan aksinya.

Seringkali kita melepaskan kata - kata "kotor" di luar kendali kita. Atau bertingkah super reaktif seperti memukul dengan membabi buta. Dan ini tidak kita lakukan dengan sadar, karena kalau sadar berarti bukan di luar kendali ( :) )

Bagaimana mengatasinya ? Kita harus melatih otak untuk mengendalikan ledakan neurotransmitter dan hormon yang membuat kita sangat reaktif. Saran dari para ahli, ambil waktu untuk diam sejenak sehingga kadar hormon stress dan neurotransmitter turun ke level normal, baru kita dapat memikirkan apa yang harus kita lakukan menghadapi pencetus amarah kita tersebut.

TIDAK ADA KEPUTUSAN YANG BENAR YANG DIAMBIL SAAT KITA DALAM KONDISI MARAH.

Tidak ada komentar: