In The Lowest of The Lowest

Menarik memperhatikan makna In The Lowest of The Lowest, Di Titik Terendah Dari Yang Terendah (http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/171/news/110416214223/limit/0/In-The-Lowest-of-The-Lowest). Perjalanan hidup kita seperti grafik, kadang naik, kadang turun. Ada pula yang menggambarkan seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah (yang jelas bukan poros roda yang selalu stagnan di tempatnya, he..he..). 

Masing - masing kita pernah mengalami berada di titik terendah. Saat kita mengalaminya, seolah buntu tak ada jalan keluar. Semua tampak gelap, segelap malam tanpa bulan bintang dan aliran listrik PLN putus, emergency lamp kehabisan batere, ha..ha...  Tetapi saat kita bisa melaluinya, saat gelap itu ternyata memberi pelajaran yang baik (hemat energi yah...). Life must go on, and then...we fall into lowest valley again....astaganaga...

Ada saatnya masa kegelapan ini berlangsung begitu lama. Sendirian di tengah keramaian, sedih di tengah tawa, malang di puncak karir, sunyi di tengah pesta. Kondisi ini begitu melelahkan jiwa, bahkan Tuhan pun seakan tak peduli. 

Benarkah Tuhan tak peduli ?  Sejauh apa kita bisa tersembunyi dan bersembunyi dari hadapan - Nya ? 

Kemanakah aku dapat pergi menjauhi Roh - Mu, 
kemana aku dapat dari dari hadapan - Mu ?

Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana ;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. 

Jika aku terbang dengan sayap fajar dan membuat kediaman di ujung laut,

juga di sana tangan - Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan - Mu memegang aku.

Jika aku berkata : " Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"

maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi - Mu,
dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

In the lowest time of the lowest valley, be still, because we have God that always watches over our lives. 

Sometimes we do not have to ask why, just trust and obey God, He knows the best for us.

*selfencouragement*