Laman

Rabu, 05 Desember 2012

Difference between Solo Singer and Choir

Sebenarnya sudah beberapa waktu ini saya mengamati sebuah kelompok pemimpin pujian di gereja, paduan suara dan solo singer.

Ada seorang singer yang memang suaranya menonjol. Dominan dan lantang. Suara bagus dan powerful. Pengambilan nafas juga bagus di jeda antar bait. Saya bukan kritisi atau juri idol contest, tapi penikmat lagu saja.

Ketika singer ini masuk ke sebuah vocal group, dan identitas solo singer masih dibawa, vokal group yang mestinya indah jadi terasa aneh. Ketika suara yang powerful ini mendominasi paduan suara yang mestinya indah, serasa tidak indah lagi.

Saya belajar lagi makna teamworking melalui peristiwa yang saya lihat. Seorang anggota team, ketika merasa dirinya paling benar dan mendominasi rekan - rekannya, team itu pasti akan mengalami ketimpangan. Si dominan akan merasa lelah karena bekerja sendiri. Sedangkan rekan lainnya akan merasa marah karena tidak seirama dan menghasilkan lagu indah. Dan lebih lagi, para penonton akan melihat sebuah tim yang tidak kompak.

Saya yang tadinya mencela si dominan ini, menjadi seperti tertampar sendiri. Saya sendiri orang dengan karakter dominan. Saya mulai melihat apakah saya juga berbuat hal yang sama, mendominasi tanpa memperhatikan irama team saya. Baik dalam pekerjaan, kehidupan pribadi dan sosial.

Biasanya si dominan tidak sadar bahwa dirinya terlalu menguasai rekan - rekannya. Demikian pula, saya juga tidak merasa demikian. Hanya teguran Tuhan dan pendewasaan terus - menerus serta hati yang rela ditegur dan belajar, dapat membuat si dominan tetap dominan tetapi dengan lembut hatinya.

Not easy and ongoing maturation process.

Tidak ada komentar: