Laman

Jumat, 15 Juli 2011

P O K O K E D I G A S

Suatu hari saya dan suami perjalanan pulang via darat dengan bergantian menyetir dari Denpasar ke Kediri. Saat itu saya menyetir, memasuki kabupaten Jembrana. Kami berada di belakang sebuah truk, yang tertutup dengan bak dari lempeng besi. Truk ini melaju kencang sekali, dan saya mengikuti di belakangnya (berarti ngebut juga yah..he..he..). Melihat tampilan truknya, terbersit dari pikiran saya sembari konsentrasi mengebut, truk dari perusahaan apa yah, kok kayaknya bukan truk sembarangan. Maklum karena tidak terlalu memperhatikan, saya tidak mencerna dengan baik tulisan di bak belakang, "POKOKEDIGAS".


Suami saya tiba - tiba tertawa sendiri sambil mengeja, "POKOK E DI GAS, wah, pantas aja, nyalipnya gila - gilaan, kamu jangan ikut jadi gila yah...he..he...". 

Sering dalam hidup kita juga memiliki prinsip hidup pokoke digas. Yang penting di gas (translate ke Englishnya apa yah ? whatever happened, go ahead ?). Tidak menunggu jawaban doa lama - lama, yang penting maju dulu, urusan nabrak atau gagal nanti belakangan. Tidak mengecek kebenaran suatu berita, yang penting maju dulu marah - marah dan main hakim sendiri. Tidak mau mendengarkan nasehat orang lain, langsung ambil keputusan sendiri. Apa hasilnya dari sikap hidup seperti itu ? Bijaksanakah ?

Memang dalam hidup, kita selalu harus memutuskan sesuatu. Tinggal di mana, bekerja apa, resign atau pindah kerja, beli kendaraan apa, dan sebagainya. Tetapi dalam mengambil keputusan, sebaiknya melalui pertimbangan matang dan tidak tergesa - gesa. Prinsip "pokoke di gas" tidak berlaku dalam kehidupan. Tinggal tenang dan menantikan jawaban Tuhan serta waspada dengan kondisi sekitar kita, merupakan hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk keamanan berkendara dalam lalu lintas kehidupan. 

Orang bijak menantikan jawaban doanya dengan sikap hati terbuka terhadap apapun rencana Tuhan.

Tidak ada komentar: