Laman

Senin, 15 Agustus 2011

Pemberi Oksigen

Tentu kita semua tahu bahwa oksigen sangat penting bagi kehidupan manusia. Udara yang banyak mengandung oksigen terasa begitu segar. Sampai - sampai produk air minum pun ditambahkan kandungan oksigen ( saya tidak sedang membenarkan atau menyalahkan hal ini yah ).

Tinggal di kota yang sibuk, padat, asap kendaraan bermotor dan asap rokok sungguh mengurangi kadar oksigen di udara. Omong - omong tentang perokok, saya sangat benci pada kemampuan merokok mereka. Bayangkan saja, tanpa permisi kanan kiri, mereka dengan cuek mengambil sebatang rokok di saku dan menyalakannya begitu saja !! Kalau mau merusak paru - parunya sendiri silakan saja, tetapi tidak perlu mengajak orang lain bunuh diri bersama.

Suatu waktu saya pergi dengan pesawat ke sebuah kota besar. Saat mendarat, saya dan suami bergantian ke toilet. Seorang pria setengah baya tiba - tiba duduk di sebelah saya, menyalakan sebatang rokok dan menikmati rokoknya itu. Bisa dibayangkan, saya spontan batuk - batuk setengah pura - pura batuk, untuk mengusirnya. Ajaibnya, pria berpotongan seperti bos ini tidak menyadarinya !!! Setelah beberapa saat beberapa tetangganya batuk - batuk, barulah dia menyingkir tanpa berkata maaf dan tanpa merasa bersalah.

Saya berpikir, di rumah sakit, orang mau bernapas saja mesti bayar oksigen (pasien sesak napas). Daripada menjadi perusak kesegaran udara, bukankah lebih baik menjadi penyejuk ?

Tetapi dari peristiwa ini saya belajar, bahwa memberi kesegaran udara lebih dari sekedar kampanye anti rokok. Kita dapat memberi oksigen lebih bagi lingkungan kita dengan menjadi penyejuk hati mereka. Senyuman dan sapa kita dapat menyejukkan hati mereka yang sedang kesepian. Telinga dan empati untuk mendengarkan hati yang terluka dapat memberi kelegaan bagi mereka yang bersedih. Waktu bersama orang yang kita kasihi dapat memberi rasa aman dan penerimaan diri. Tutur bahasa yang lemah lembut dapat meruntuhkan tembok egoisme dan amarah. Aura positif yang mengalahkan segala pesimisme, rendah diri, serta cara pandang yang negatif.

Sudahkah saya menjadi pemberi oksigen bagi lingkungan saya ?

Tidak ada komentar: